"Mirror-mirror hanging on the wall,
Who is the foolest of all"
Kau yang disana yang telah jauh lebih dulu meninggalkan kami.
Satu deburan ombak dipantai ingin sekali menyapamu.
Jantung ini tahu betapa nistanya bertanya
"apa kabar dirimu?"
Hingga setitik airmata kasih berubah menjadi nyala api membara.
Tak ada yang bisa kulakukan.
Sungguh ikhlas menjadi bagian ujianMu yang terberat.
"Mirror-mirror hanging on the wall,
Who is the foolest of all"
Seikat bunga yang terikat oleh kasih.
Hingga kehampaan yang mencoba berbuat cerai.
sekali terlihat ianya memecah tapi hanya maut yang bisa sebenar-benarnya.
Diantara kami memang terpisah tapi tidak secara cinta.
Lihatlah sehelai kain usang ini
betapa kami pernah memakainya, hingga robeklah sebahagian.
dan kamu coba tengok kenangan itu.
betapa hangatnya senyum sang Bunda ketika melihatnya.
Dari seikat bunga yang diikat oleh benang cinta
Adakalanya ianya memberi tanpa pamrih
hingga berkembanglah pokok yang ia tanam.
Adakalanya cinta berhias sirih
hingga ia tuai budi dipadang dan lautan.
Seikat bunga ini hadir dari hangatmu tlah terikat oleh untaian cinta seorang dewi.
Wahai dirimu yang tertidur disudut sana,
Walau tiada mampu dirimu tuk gerakan
Tapi kisah dipagi hari nan berkabut hingga teriknya siang menyengat ataupun dari senja nan indah hingga malam yang hening tak kan pernah hilang diingatan kami.
Seikat bunga kini hanya bersandar diperaduan.
Tanpa sentuhan hingga kering tak terasa tergugur dipusara.
"Mirror-mirror hanging on the wall,
Who is the foolest of all"