Dulu mungkin orang-orang hanya mengenal beberapa cabang seni. Dimulai dari seni patung/pahat/ukir, seni lukis, kriya, mbatik, tenun dll yang semuanya dilakukan dengan proses yang melibatkan si pembuat dengan hasil karyanya sampai tuntas. Si pembuatnya disebut seniman.
Saat ini, dimulai beberapa tahun kebelakang hadir bentuk baru atau aliran baru dalam membuat suatu hasil karya. Mereka menyebutnya Photography. Banyak yang menyebutkan bahwa Photography adalah bentukan lain atau berkerabat dengan Seni Rupa. Seni rupa sendiri merupakan suatu cara/proses membuat sesuatu yang diambil/ditangkap dari/menyerupai alam sekitar, emosi dan juga perasaan sipembuatnya. Bisa menggunakan media kertas,kain,kayu,batu dll yang memungkinkan untuk bisa dibentuk menyerupai sesuatu yang diinginkan. Sedangkan Photography, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, fotografi adalah seni menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan. Sedangkan kamus lainya memeberikan difinisi yang tidak jauh berbeda "The art or process of producing images. Definisi ini saya sadur juga dari http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/photosaya/artikel/seni_foto.html.
Ternyata perkembangan Photography sekarang ini sangatlah pesat. Banyak komunitas yang bermunculan. Dari yang tua sampai anak kecil sekalipun menjadikannya sebagai hobi. Dari yang sangat malas dengan kata "Seni Rupa" dan merasa tidak mempunyai bakat seni sampai akhirnya sangat-sangat suka dengan Seni rupa merasa mempunyai jiwa seni karena dengan photography dia bisa mengungkapkan apa yang ada dibenaknya, emosi dan juga perasaannya.
Tapi ternyata perkembangan Photography juga mempunyai kendala yang harus para penggila Photography hadapi. Banyak yang mempertanyakan kemurnian/lahir dari seni atau apakah Photography termasuk/bagian dari Seni. Dari definisi penulis http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/photosaya/artikel/seni_foto.html(terima kasih sudah meninjaunya dari kamus) yang saya ambil Photography adalah seni menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan. Sedangkan kamus lainya memeberikan difinisi yang tidak jauh berbeda "The art or process of producing images. Tapi sayangnya Nyoman Ardika(penulis artikel yang saya sadur) hanya mengambil satu kata dari satu kalimat pengertian dari Photography secara bahasa kamus. Dibelakang kata "seni" yang dia tebalkan masih terdapat pengertian yang memperjelas apakah itu Photography. PhotoGraphy adalah seni menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan. Sedangkan pada kamus yang lainnya Photography adalah "The art or process of producing images". Itulah seharusnya yang kita ambil. Bukan sepotong sepotong.
Lalu apa yang terjadi jika yang namanya Photography tidak dilakukan tanpa adanya Proses atau dia melakukannya hanya setengah dari proses itu?? ...
Seperti yang kita tahu bahwa saat seseorang ingin membuat suatu lukisan yang mengungkapkan perasaannya maka dia akan memulainya dari awal sampai akhir. Dari dia siapkan kertas, alat tulis, warna sampai dia menggoreskan pewarna menggambarkan apa yang ada dibenaknya sampai selesai. Maka jadilah Lukisan yang mengekspresikan perasaannya. Di Photographypun seperti itu. Dari dia siapkan kamera,lensa,waktu,sampai membidik objek yang dia maksud,masuk kekamar gelap untuk mencuci cetak photonya setelah itu dia tunggu sampai kering dan jadilah photo yang indah.
Apa yang terjadi jika seseorang peminat photography itu hanya melakukannya sampai membidik saja dan dia serahkan pada orang laen untuk mencuci cetaknya??? itulah yang menjadi keraguan Apakah Photography termasuk Ruang lingkup seni atau tidak. Menurutku Pelaku photography seperti itu hanyalah bisa disebut dengan Tukang ... Tukang poto keliling.
Tetapi entah itu si Tukang poto keliling atau si Pelukis, tetap saja karya nya dinilai oleh audience/orang lain, apakah Lukisan/Photonya memiliki nilai seni atau tidak.
Dari sini saya berani berpendapat bahwa Photography termasuk Seni itu dinilai dari siapa yang menjadi dan memberi apresiasi dari Photo yang dihasilkan itu. Mungkin untuk orang umum melihat Photo yang indah dia akan bilang "Photonya Bagus, So artistic" tapi untuk yang tahu dan menghargai bagaimana suatu proses dalam menciptakan karya seni akan mengatakan bahwa "Photonya bagus, Seni ... tapi seni yang cacat". ya ... saya cenderung menilai pelaku Photography yang hanya tahu membidik saja tanpa proses tahu dan melakukannya sampai proses akhir hanyalah Tukang poto keliling dan poto yang mereka hasilkan adalah Karya Seni Yang Cacat.
Untuk para Tukang Poto keliling juga mempunyai kecenderungan bersifat konsumtif dan para produsen Kamera sangatlah senang akan itu.(maka bertambahlah kecacatan yang ada).Harga-harga kamera sekarang melambung tinggi tapi dengan fasilitas/fitur yang canggih sehingga mau bikin photo yang begini begitu tinggal klik, pasang atur maka Voilaa jadilah poto yang indah. Kalau sudah begitu menurut aku yang disebut Karya seni yang sesungguhnya adalah si Kamera itu sendiri. Lihat saja... dari fitur sampai Design bentuknya sangat bagus . Dan para peneliti/teknisi yang membuatnya adalah seorang maestro, Seniman sejati.
Komunitas Lubang Jarum ... Mereka adalah seniman sejati. Mereka dapat membuat suatu karya yang indah hanya menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar mereka. Coba bandingkan dengan pelaku Photography ... jika produsen kamera tidak memproduksi kamera mereka hanya kelihatan orang2 linglung jalan kesana kemari ... mau bikin potret tapi ga ada kameranya. Seniman seni rupa??? mau bikin lukisan??? ga ada pewarna dia bisa ambil warna dari alam, hijau dari daun suji, hitam dari arang bahkan ada seniman senirupa yang membuat karya seni dari lumpur lapindo. Yaaaahh memang semuanya membutuhkan media. Tapi sekali lagi ... Photography menurut saya adalah A broken art, Seni yang cacat.
Ternyata perkembangan Photography sekarang ini sangatlah pesat. Banyak komunitas yang bermunculan. Dari yang tua sampai anak kecil sekalipun menjadikannya sebagai hobi. Dari yang sangat malas dengan kata "Seni Rupa" dan merasa tidak mempunyai bakat seni sampai akhirnya sangat-sangat suka dengan Seni rupa merasa mempunyai jiwa seni karena dengan photography dia bisa mengungkapkan apa yang ada dibenaknya, emosi dan juga perasaannya.
Tapi ternyata perkembangan Photography juga mempunyai kendala yang harus para penggila Photography hadapi. Banyak yang mempertanyakan kemurnian/lahir dari seni atau apakah Photography termasuk/bagian dari Seni. Dari definisi penulis http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/photosaya/artikel/seni_foto.html(terima kasih sudah meninjaunya dari kamus) yang saya ambil Photography adalah seni menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan. Sedangkan kamus lainya memeberikan difinisi yang tidak jauh berbeda "The art or process of producing images. Tapi sayangnya Nyoman Ardika(penulis artikel yang saya sadur) hanya mengambil satu kata dari satu kalimat pengertian dari Photography secara bahasa kamus. Dibelakang kata "seni" yang dia tebalkan masih terdapat pengertian yang memperjelas apakah itu Photography. PhotoGraphy adalah seni menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan. Sedangkan pada kamus yang lainnya Photography adalah "The art or process of producing images". Itulah seharusnya yang kita ambil. Bukan sepotong sepotong.
Lalu apa yang terjadi jika yang namanya Photography tidak dilakukan tanpa adanya Proses atau dia melakukannya hanya setengah dari proses itu?? ...
Seperti yang kita tahu bahwa saat seseorang ingin membuat suatu lukisan yang mengungkapkan perasaannya maka dia akan memulainya dari awal sampai akhir. Dari dia siapkan kertas, alat tulis, warna sampai dia menggoreskan pewarna menggambarkan apa yang ada dibenaknya sampai selesai. Maka jadilah Lukisan yang mengekspresikan perasaannya. Di Photographypun seperti itu. Dari dia siapkan kamera,lensa,waktu,sampai membidik objek yang dia maksud,masuk kekamar gelap untuk mencuci cetak photonya setelah itu dia tunggu sampai kering dan jadilah photo yang indah.
Apa yang terjadi jika seseorang peminat photography itu hanya melakukannya sampai membidik saja dan dia serahkan pada orang laen untuk mencuci cetaknya??? itulah yang menjadi keraguan Apakah Photography termasuk Ruang lingkup seni atau tidak. Menurutku Pelaku photography seperti itu hanyalah bisa disebut dengan Tukang ... Tukang poto keliling.
Tetapi entah itu si Tukang poto keliling atau si Pelukis, tetap saja karya nya dinilai oleh audience/orang lain, apakah Lukisan/Photonya memiliki nilai seni atau tidak.
Dari sini saya berani berpendapat bahwa Photography termasuk Seni itu dinilai dari siapa yang menjadi dan memberi apresiasi dari Photo yang dihasilkan itu. Mungkin untuk orang umum melihat Photo yang indah dia akan bilang "Photonya Bagus, So artistic" tapi untuk yang tahu dan menghargai bagaimana suatu proses dalam menciptakan karya seni akan mengatakan bahwa "Photonya bagus, Seni ... tapi seni yang cacat". ya ... saya cenderung menilai pelaku Photography yang hanya tahu membidik saja tanpa proses tahu dan melakukannya sampai proses akhir hanyalah Tukang poto keliling dan poto yang mereka hasilkan adalah Karya Seni Yang Cacat.
Untuk para Tukang Poto keliling juga mempunyai kecenderungan bersifat konsumtif dan para produsen Kamera sangatlah senang akan itu.(maka bertambahlah kecacatan yang ada).Harga-harga kamera sekarang melambung tinggi tapi dengan fasilitas/fitur yang canggih sehingga mau bikin photo yang begini begitu tinggal klik, pasang atur maka Voilaa jadilah poto yang indah. Kalau sudah begitu menurut aku yang disebut Karya seni yang sesungguhnya adalah si Kamera itu sendiri. Lihat saja... dari fitur sampai Design bentuknya sangat bagus . Dan para peneliti/teknisi yang membuatnya adalah seorang maestro, Seniman sejati.
Komunitas Lubang Jarum ... Mereka adalah seniman sejati. Mereka dapat membuat suatu karya yang indah hanya menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar mereka. Coba bandingkan dengan pelaku Photography ... jika produsen kamera tidak memproduksi kamera mereka hanya kelihatan orang2 linglung jalan kesana kemari ... mau bikin potret tapi ga ada kameranya. Seniman seni rupa??? mau bikin lukisan??? ga ada pewarna dia bisa ambil warna dari alam, hijau dari daun suji, hitam dari arang bahkan ada seniman senirupa yang membuat karya seni dari lumpur lapindo. Yaaaahh memang semuanya membutuhkan media. Tapi sekali lagi ... Photography menurut saya adalah A broken art, Seni yang cacat.