Sabtu, 01 September 2012

1 September 2012


Beberapa bulan kebelakang adalah hari-hari yang penuh dengan terik matahari.
Panasnya mentari dan juga hangatnya membakar. Tanah ku berpijak pun kering dan retak. Jika kamu ingin lihat hijau? ... carilah keujung sana. Maka kelak hanya hampa yang rasa. Kuning kering ranting menghias cakrawala. Usah sedih dengan keadaan ini, senyummu pasti merubah ini menjadi Kuning Lembayung nan menawan. Hijau pun terasa bertebar di tanah yang tandus ini. Debu yang bertabur menjadi daun yang tergantung.
Walopun begitu, tetap ku menunggu sejatinya sang hujan yang membasahi retak tanah, ranting kering kerontang juga debu yang bertabur. September pun tiba dipenghujung Agustus nan indah berhias kuning lembayung. Berharap di September ini pucuk-pucuk daun nan segar akan bangun dari ketakutannya akan terik mentari. "Bangun..., bangun..., kini mentari tak lagi memperlihatkan cahayanya yang menyilaukan dan sambutlah Bibi hujan yang menyampaikan kata-kata indah nan menyejukan dari sang Bundamu dan Bundaku juga". ... Selamat datang September.

Tidak ada komentar:

Diputar kembali

Kadang diatas kadang dibawah, sesaat kita berada dibawah rindang pohon tak terasa matahari bergulir dan kita mendapati sinarnya menerpa pana...